Friday, August 28, 2009

What turns out now to be a compulsory annual event (i.e fasting during the month of Ramadan by all able-bodied muslims) started in the early years of Prophet Muhammad (s.a.w) in Medina, precisely in the second year of Hijra. Prior to his flight to Medina (known as Hijra), the Prophet(s.a.w) was in the habit of fasting three times per month (this gives 36 days in a year) when he was in Mecca and to a great extent when he settled in Medina. Not long, the Prophet(s.a.w) soon discovered that the Jews in Medina used to set aside one special day for fasting. By Islamic lunar calendar, the day used to be 10th of Muharram, often called yawmu :ashura. The Prophet(s.a.w) then asked the Jews about the significance of the day. He was told that it is the day Allah helped Prophet Musa(a.s) to humiliate, defeat and drown the tyrant, Fir'aon. By all standard, since Musa(a.s) was a prophet of Allah and of course a muslim, the Prophet(s.a.w) felt that Musa(a.s) was nearer to him as a Prophet (as well as to the muslims) than to the Jews. To this end, he ordered his companions to fast along with him that day.

Narrated Ibn 'Abbas(r.a): When Allah's Apostle(s.a.w) arrived at Medina, he found the Jews fasting on the day of 'Ashura. The Prophet(s.a.w) asked (about it) and they replied: "This is the day when Moses(a.s) became victorious over Fir'aon". The Prophet(s.a.w) said (to the muslims), "We are nearer to Moses than they, so fast on this day" (Sahih Al-Bukhari, vol.6, p.233)

The Prophet(s.a.w) also sent a companion to go round Medina to announce to all the muslims that whoever has eaten should fast for the remaining hours of the day and whoever has not eaten should fast for the day (see Sahih Al-Bukhari, vol. 3, hadeeth 181, p. 103). It is evident that 'Ashura fast was the first communal fast made obligatory for the muslims by the Prophet(s.a.w) whereas his own habit of 3-day-fast-per-month remained optional.

The All-knowing Allah formally revealed two verses regarding fasting in the second year of Hijra: the verses spelt out the reasons for fasting; when to do so; who should be exempted? etc. Let's see the verses:

"O ye who believe, fasting is prescribed for you as it was prescribed for people before you so that you will (learn how to attain) piety" (Q2:183)

"(fasting is) for a fixed number of days: but if any one of you is sick, or on a journey, the prescribed number (should be made up) from (other) days later. For those who can do it (with hardship) is a ransom, the feeding of one that is indigent. But whoever can give more (than this) of his own free will--(then) it is better for him, and it is better for you that ye fast, if ye but knew." Q(2:184) When these two verses were revealed, 'Aisha(r.a) reported that the Prophet(s.a.w) then said to the muslims: "Ramadan fast is a divine obligation but whoever likes to fast 'Ashura day (as well) may do so voluntarily or leave it". Undoubtedly, Ramadan fast is a blessing to the muslims in the sense that from one-day 'Ashura fast, Allah gave them a whole month of Ramadan instead. Ramadan may be 29 or 30 days depending on when the moon was sighted.

A cursory look at the qur'anic verses above reveals that the All-wise intend ease for the muslims and not difficulty: for instance, ransom was allowed for those who choose not to fast due to hardship or difficulty. This freedom or leniency was shortlived when the All-wise and the All-knowing Allah tightened His injunction with another revelation that nullified giving ransom, by able-bodied muslims, in exchange for missed Ramadan fast thus:

"Ramadan is the (month) in which Qur'an was sent down, as a guide to mankind, and a clear guidance and judgement (so that mankind will distinguish right from wrong). Whoever among you witnesses the month of Ramadan should fast through it. But whoever is sick or on a journey, the prescribed period (missed should be made up) by days later. Allah wants ease for you and He does not want to put you into difficulties. (He wants you) to complete the prescribed period and to glorify Him in that He has guided you; and perchance ye shall be grateful" Q(2:185).

This verse shows that Allah wants every able-bodied muslim to "complete the prescribed period" (30 or 29 days depending on when the moon was sighted). It infact re-emphasises the importance of Ramadan fast which Allah made clear in the last part of Q(2:184) where He said: "...it is better for you that ye fast if ye but knew". Unambiguously, feeding of the poor person as a ransom for not fasting (by those who can fast) is not allowed by Q(2:185). This is the genesis of Ramadan fast in Islam.

Remarkably, it is clear that 'Ashura fast was replaced by Ramadan fast, but the habit of fasting 3-day-per-month which the Prophet(s.a.w) used to do was a blessing in someway because his 36 days a year fasting can be interpreted thus: Allah approved 30 days as FARD (i.e obligatory) for the month of Ramadan, and the Prophet(s.a.w) recommended six days fasting in the month of Shawwal for all muslims (though this is voluntary). If these two fastings are adopted, one would have done 36 days (which is the same as fasting round the year).

Wednesday, August 26, 2009


Hari Pertama
"Ya Allah, jadikanlah puasaku, puasa orang benar-benar berpuasa. Dan ibadah malamku, ibadah orang benar-benar mengerjakan ibadah. Dan jagalah aku dari tidurnya orang yang lalai. Hapuskanlah dosaku wahai Tuhan sekalian alam. Dan Ampunilah aku wahai Tuhan maha pengampun daripada segala dosa."

Hari Kedua
"Ya Allah, dekatkan aku kepada keredaan Mu dan jauhkan aku daripada kemurkaan serta balasan Mu. Berilah aku kemampuan membaca ayat-ayat Mu dengan rahmat Mu, wahai Tuhan Maha Pengasih"

Hari Ketiga“Ya Allah limpahkan aku dengan kecerdikan fikiran dan kewaspadaan serta jauhkan aku daripada kebodohan dan kesesatan. Sediakan bahagian ku daripada kebaikan yang kau turunkan., demi kemurahan Mu, wahai Tuhan Maha Pemurah daripada segala dermawan.”

Hari Keempat“Ya Allah berilah kekuatan kepada ku untuk
melaksanakan perintah Mu dan berilah aku kemanisan
berzikir. Berilah aku kekuatan melahirkan kesyukuran
dengan kemuliaan Mu. Dan jagalah aku dengan jagaan dan
perlindungan Mu, wahai Tuhan Maha Melihat.”

Hari Kelima“Ya Allah, tempatkan aku di kalangan orang yang
sentiasa memohon keampunan. Jadikanlah aku hamba Mu
yang saleh serta jadikanlah aku di kalangan auliya’
(orang yang mendapat keutamaan Mu) yang hampir di sisi
Mu dengan kelembutan Mu, wahai Tuhan yang Maha
pengasih daripada segala pengasih.”

Hari Keenam“Ya Allah, janganlah aku dihina kerana perbuatan
maksiat ku kepada Mu dan janganlah menyeksa ku dengan
balasan Mu. Jauhkan aku daripada sesuatu yang boleh
mendatangkan kemurkaan Mu, dengan anugerah dan bantuan
Mu, wahai kemuncak keinginan orang yang berkeinginan.”

Hari Ketujuh
“Ya Allah bantulah aku untuk mengerjakan puasa dan ibadah malamnya. Jauhkanlah aku daripada dosa-dosanya. Dan berilah aku zikir untuk mengingati Mu secara berterusan, dengan taufik (petunjuk) Mu wahai pemberi petunjuk kepada orang yang sesat.”

Hari Kelapan“Ya Allah, berilah aku rezeki berupa kasih sayang kepada anak-anak yatim, pemberi makanan, penyebar salam dan bergaul dengan mulia, dengan kemuliaan Mu tempat berlindung orang yang berharap.”

Hari Kesembilan
“Ya Allah, sediakan bagi ku sebahagian daripada keluasan rahmat Mu. Berilah aku petunjuk dengan ajaran-ajaran Mu. Bimbinglah aku menuju keredaan Mu yang penuh dengan kecintaan Mu, wahai harapan orang yang merindu.”

Hari Kesepuluh “Ya Allah, jadikan aku di antara orang bertawakal kepada Mu dan jadikan aku di kalangan orang yang menang di sisi Mu. Ya Allah, jadikan aku di kalangan orang yang dekat di sisi Mu. Dengan ihsan Mu wahai tempat tuju orang yang memohon.”

Hari Kesebelas“Ya Allah, tanamkan dalam diri ku kecintaan melakukan kebaikan dan kebencian melakukan perbuatan maksiat serta fasik. Ya Allah jauhkan ku daripada kemurkaan Mu dan seksaan api neraka, dengan pertolongan Mu wahai Tuhan yang menolong orang memerlukan pertolongan.”

Hari Kedua Belas“Ya Allah, hiasilah diri ku dengan penutup dan kesucian. Tutuplah diri ku dengan pakaian kesederhanaan dan kerelaan. Tempatkan aku di jalan keadilan dan keikhlasan. Amankan diri ku daripada setiap perkara yang aku takut, dengan penjagaan Mu, wahai penjaga orang yang takut.”

Hari Ketiga Belas“Ya Allah, bersihkan diri ku daripada kekotoran dan kehinaan. Berilah kesabaran kepada ku untuk menerima segala ketentuan. Berilah kemampuan kepada ku untuk bertakwa dan bergaul dengan orang baik, dengan bantuan Mu wahai pengharap orang yang miskin.”

Hari Keempat Belas“Ya Allah, jangan aku dihukum disebabkan kekeliruan yang ku lakukan. Ampunkan aku daripada kesalahan dan kebodohan. Janganlah kau jadikan diri ku sasaran bala dan malapetaka, dengan kemuliaan Mu wahai kemuliaan kaum Muslimin.”

Hari Kelima Belas“Ya Allah limpahkan rezeki kepada ku berupa ketaatan orang yang khusyuk. Lapangkan dada ku dengan taubat orang yang menyesal, dengan keamanan Mu wahai keamanan orang yang takut.”

Hari Keenam Belas“Ya Allah, berilah kemampuan kepada ku untuk menjalani kehidupan seperti mana kehidupan orang baik. Jauhkan bagi ku kehidupan orang yang melakukan kejahatan. Lindungilah aku dengan rahmat Mu hingga ke alam akhirat, demi ketuhanan Mu wahai Tuhan sekalian alam.”

Hari Ketujuh Belas“Ya Allah, tunjukkan bagi ku amal kebajikan dan penuhilah hajat serta cita-cita ku, wahai Tuhan yang Maha Mengetahui segala keperluan tanpa ungkapan permohonan. Wahai yang Maha Mengetahui segala yang ada dalam hati sekalian makhluk. Selawat dan salam ke atas Nabi Muhammad dan keluarga baginda yang suci.”

Hari Kelapan Belas“Ya Allah, sedarkan aku untuk mencari keberkatan. Terangkan hati ku secerah cahaya dan bimbinglah aku serta anggota ku untuk mengikuti segala ajaran Mu, dengan cahaya Mu wahai penerang hati orang yang bijak.”

Hari Kesembilan Belas“Ya Allah, penuhkan bahagian ku dengan keberkatan dan mudahkan bagi ku menuju ke arah kebaikan. Jangan kau jauhkan aku daripada ketenteraman kebaikan, wahai pemberi petunjuk kepada kebenaran.”

Hari Kedua Puluh “Ya Allah, bukakan bagi ku pintu-pintu syurga dan tutupkan bagiku pintu-pintu neraka. Berilah kemampuan kepada ku untuk membaca ayat-ayat suci al-Quran, wahai pemberi ketenangan dalam hati orang beriman.”

Hari Kedua Puluh Satu“Ya Allah, berilah aku petunjuk untuk mendapat keredaan Mu. Janganlah engkau biarkan syaitan menguasai diri ku. Jadikan syurga tempat tinggal dan berehat bagi ku, wahai pelaksana keperluan orang meminta.”

Hari Kedua Puluh Dua“Ya Allah, bukakan bagi ku pintu kelebihan dan turunkan bagi ku keberkatan mu. Berilah kepada ku untuk melakukan sesuatu yang mendatangkan keredaan Mu dan tempatkan aku dalam syurga Mu yang luas, wahai penjawab doa orang dalam kesempitan.”

Hari Kedua Puluh Tiga“Ya Allah bersihkan aku daripada segala dosa dan jauhkan diri ku daripada keaiban serta tanamkan ketakwaan dalam hati ku, wahai pengampun kesalahan orang yang berdosa.”

Hari Kedua Puluh Empat“Ya Allah, aku bermohon kepada Mu perkara yang mendatangkan keredaan Mu. Aku berlindung dengan Mu daripada perkara yang mendatangkan kemarahan Mu dan aku bermohon kepada Mu kemampuan untuk mentaati Mu serta menghindari kemaksiatan terhadap Mu, wahai pemberi kepada yang meminta.”

Hari Kedua Puluh Lima“Ya Allah, jadikan aku orang yang menyintai auliya’ Mu dan memusuhi musuh Mu. Jadikan aku pengikut sunnah nabi Mu, wahai penjaga hati para Nabi.”

Hari Kedua Puluh Enam“Ya Allah, jadikan usaha ku sebagai usaha yang sentiasa disyukuri, dosa-dosa ku sebagai dosa yang diampuni, kebaikan ku sebagai kebaikan yang diterima dan keaiban ku sebagai keaiban yang ditutupi, wahai Tuhan Maha Mendengar daripada semua pendengar.”

Hari Kedua Puluh Tujuh“Ya Allah, berilah rezeki berbentuk ganjaran Lailatul Qadar kepada ku, ubahkan perkara sulit menjadi mudah, makbulkan permintaan maaf ku dan hapuskan dosa serta kesalahan ku, wahai Tuhan Maha Penyayang kepada hamba soleh.”

Hari Kedua Puluh Lapan“Ya Allah, penuhkan hidup ku dengan amalan sunnah dan muliakan aku dengan diterimanya semua permintaan, wahai Tuhan yang tidak disibukkan oleh permintaan orang meminta.”

Hari Kedua Puluh Sembilan“Ya Allah, hiasilah aku dengan rahmat Mu dan berikanlah aku petunjuk serta penjagaan Mu. Bersihkan hati ku dengan fitnah, wahai pengasih kepada hamba yang beriman.”

Hari Ketiga Puluh“Ya Allah, jadikan puasa ku disertai dengan rasa syukur dan diterima oleh Mu melalui jalan keredaan Mu serta keredaan rasul Mu, cabangnya yang kukuh dan kekuatan keberkatan, demi kenabian Muhamad saw dan keluarga baginda yang suci dan segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam.”

Tuesday, August 25, 2009

DR Yusuf Qardhawi dalam kitabnya ‘al-Ibadah Fil Islam’ mengungkapkan ada lima rahsia utama puasa yang membolehkan kita merasakan kenikmatan dalam ibadat ini.
DR Yusuf Qardhawi dalam kitabnya ‘al-Ibadah Fil Islam’ mengungkapkan ada lima rahsia utama puasa yang membolehkan kita merasakan kenikmatan dalam ibadat ini.


Menguatkan jiwa.

Dalam hidup, kita mendapati ada manusia yang dikuasai hawa nafsu.

Manusia seperti ini, menuruti apa yang menjadi keinginannya, meskipun ia sesuatu yang batil serta mengganggu dan merugikan orang lain.

Oleh itu, dalam Islam ada perintah untuk memerangi hawa nafsu dengan maksud berusaha untuk menguasainya. Bukan membunuh nafsu yang membuat kita tidak mempunyai keinginan terhadap sesuatu bersifat duniawi.

Sekiranya dalam peperangan ini (hawa nafsu) manusia mengalami kekalahan, malapetaka besar akan berlaku. Perkara ini kerana manusia yang kalah itu akan mengalihkan pengabadiannya daripada Allah kepada hawa nafsu yang cenderung mengarahkan manusia kepada kesesatan.

Allah memerintahkan kita memerhatikan masalah ini dalam firman-Nya bermaksud: “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya.” (Surah al-Jaathiyah, ayat 23)

Dengan puasa, manusia akan berjaya menguasai nafsunya yang membuat jiwanya menjadi kuat. Dengannya manusia memperoleh darjat tinggi serta menjadikannya mampu mengetuk dan membuka pintu langit hingga segala doanya dimakbulkan Allah.

Rasulullah bersabda, ertinya : “Ada tiga golongan yang tidak ditolak doa mereka: Orang yang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang dizalimi.” (Hadis riwayat at-Tirmizi)


Mendidik keinginan ke arah kebaikan.

Puasa mendidik seseorang untuk memiliki keinginan kepada kebaikan, meskipun menghadapi pelbagai rintangan. Puasa yang dikerjakan secara terbaik akan membuatkan seseorang itu terus mempertahankan keinginannya yang baik.

Rasulullah menyatakan bahawa puasa itu setengah daripada kesabaran.

Rasulullah bersabda, maksudnya: “Puasa itu sebagai benteng” (daripada serangan keburukan).

Dalam kaitan ini, puasa akan menjadikan rohani seorang Muslim semakin ampuh. Kekuatan rohani unggul ini akan membuatkan seseorang itu tidak akan lupa diri, meskipun sudah mencapai kejayaan atau kenikmatan duniawi.

Kekuatan rohani juga akan membuat seorang Muslim tidak akan berputus asa meskipun penderitaan yang dialami sangat sulit.


Menyihatkan badan.

Di samping kesihatan dan kekuatan rohani, puasa memberikan pengaruh positif berupa kesihatan jasmani (tubuh dan anggota badan). Hal ini tidak hanya dinyatakan oleh Rasulullah, malah dibuktikan oleh doktor atau ahli perubatan.


Mengenal nilai kenikmatan dan bersyukur.

Dalam hidup ini, sebenarnya terlalu banyak kenikmatan diberikan oleh Allah kepada manusia, tetapi ramai yang tidak mensyukurinya. Dapat satu tidak terasa nikmat kerana menginginkan dua. Dapat dua tidak terasa nikmat kerana menginginkan tiga dan begitulah seterusnya.

Maka, dengan puasa manusia bukan hanya disuruh memperhatikan dan merenungi kenikmatan yang diperoleh, malah diminta merenung nikmat Allah kepada kita.

Di sini, pentingnya puasa bagi mendidik untuk menyedari betapa tingginya nilai kenikmatan yang Allah berikan supaya kita menjadi orang yang pandai bersyukur dan tidak mengecilkan erti kenikmatan daripada Allah. Rasa syukur memang akan membuat nikmat itu bertambah banyak, baik dari segi jumlah atau paling tidak dari segi rasanya.

Allah berfirman bermaksud: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Surah Ibrahim, ayat 7).


Mengingati dan merasakan penderitaan orang lain.

Berlapar dan dahaga memberikan pengalaman bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan orang lain. Pengalaman berlapar dan haus itu akan segera berakhir hanya dengan beberapa jam (lebih kurang 12 atau 13 jam), sementara penderitaan orang lain entah bila berakhir.

Dari sini puasa akan melahir dan memantapkan rasa simpati kita kepada kaum Muslimin lainnya yang hidup dalam kemiskinan dan menderita.

Oleh itu, sebagai simbol daripada rasa simpati itu, sebelum Ramadan berakhir, kita diwajibkan untuk menunaikan zakat (fitrah). Hal ini supaya dengan itu setahap demi setahap kita mampu mengatasi persoalan umat yang menderita. Bahkan, zakat tidak hanya bagi kepentingan orang miskin dan menderita, malah menghilangkan kekotoran jiwa berkaitan harta seperti gila harta dan kikir.

Allah berfirman bermaksud: “Ambillah zakat daripada sebahagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersih dan menyucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Surah at Taubah, ayat 103).

Monday, August 24, 2009


Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh. Ramadhan! Ramadhan! Ramadhan! Marhaban Ya Ramadhan! Alhamdulillah, walaupun dah masuk 3 Ramadhan tetapi hati saya ini masih lagi kembang dengan rasa gembira yang tak terhingga dengan kehadiran Ramadhan. Macam tak percaya je yang bulan yang ku tunggu-tunggu ini dah hadir. Happy betul lar. Patut la saya kebelakangan ini asyik tersenyum aje. Malam semalam saya tersedar selepas menunaikan solat tarawikh kat kampung saya, yang dah 16 tahun saya menempuh Ramadhan tetapi adakah Ramadhan saya diterima Allah? Wallahualam. Allah jugalah yang mengetahui segala-galanya. Kebetulan surau kat kampung saya tu datuk saya sendiri. Memang saya ada banyak sangat kenangan dengan surau ini. Di sinilah tempat saya bersolat tarawikh buat pertama kali ketika berumur 3 tahun. Kecik lagi masa tu. Kat sini la jugak tempat pertama saya melaungkan azan. Surau ini pun dah banyak berubah dah sekarang. Dulu lantai simen jer, sekarang ini dah fully carpet. Huhu. Saya masih ingat lagi masa arwah nenek saya masih ada lagi. Masa tu, yelah saya kecik lagi kan? 11 rakaat dah berat jer mata terasa. Tambah pulak saya seorang sahaja budak kecik yang avaiable kat surau tu. Selepas beberapa rakaat, saya straight tumbang (tertido) kat saf belakang tu. Wah, tengah sedap-sedap tidur tu, nenek saya cubit daripada tirai belakang saf muslimah. Aduh. Haha... Lepas itu saya tak pernah lagi tidur time tarawikh. Kalau nak diceritakan memang banyak sangat kenangan yang saya ada dengan Ramadhan ini. Baiklah saya cerita satu lagi. Masa tu saya sedang menuntut di darjah 5 Sekolah Kebangsaan Paya Rumput. Dan perkara ini jugak berlaku kat rumah atuk saya. Lagi beberapa minit untuk berbuka puasa, lebih kurang 15 minit saya rasa. Entah kenapa hari itu saya rasa sangat letih dan tak bermaya. So, telinga ini sentiasa bersedia untuk menangkap bunyi laungan azan Muazzin kat surau tu. Tunggu punya tunggu akhirnya azan pun berkumandang. Yeah! Apa lagi saya pun straight lari ke dapur, tuang air dalam cawan dan meneguknya dengan penuh nikmat. Wah... Memang syok. Tapi yang peliknya, kenapa semua orang pandang saya. Semua mata kat situ tertumpu kat saya time tu. Saya jadi kaget pulak. Saya pun dengan selamba kata "kan dah azan, dah boleh buka lar..." Lepas tu semua orang bantai gelak. Sepupu dan sedara apa lagi gelak terbahak-bahak sampai terbaring kat lantai. Kenapa ye? Rupa-rupanya laungan azan tadi ialah daripada abang sedara saya yang tengah berlatih azan kat dalam bilik dia. Dush!! Alamak masa tu tak tahu kat mana nak letak muka. Haha.... Abis merah muka ni. Biler tengok jam balik, saya dan terbuka puasa 10 minit lebih awal. Haha. Biler ingat balik memang lawak. Tergelak saya semalam sorang-sorang kat dalam bilik. Hmm... Pagi ni pun selepas solat subuh saya terus sambung balik tidur sampai kul 8. Almaklumlah, semalam tengok bola sampai kul 2 pagi. Baiklah sampai sini sahaja dulu, semoga bertemu lagi dalam keredhaan dan kerahmatan Allah. Amin. Sekian. Wassalam.

P/s : Steady lar Chelsea menang ngan Fulham, 2-0. Glory, Glory on Chelsea.

Saturday, August 22, 2009


IBADAT puasa mempunyai hikmah dan rahsia tersendiri sama ada dari segi rohani, jasmani dan kemasyarakatan.
IBADAT puasa mempunyai hikmah dan rahsia tersendiri sama ada dari segi rohani, jasmani dan kemasyarakatan.

Orang yang berpuasa dengan penuh keimanan dan keikhlasan terhadap Allah semata-mata, akan dapat membentuk jiwa bersih.

Mereka dapat menahan nafsu sama ada nafsu jantina, makan minum serta melawan diri daripada melakukan sifat tercela seperti mengumpat dan mengeluarkan kata-kata kotor dan lucah.

Begitu juga dari segi kesihatan. Inilah masanya tubuh kita berehat selepas sepanjang masa bekerja tanpa henti.

Al-Tobrani meriwayatkan daripada Abu Hurairah bahawa Rasulullah bersabda yang bermaksud: “Berperanglah kamu nescaya kamu akan mendapat rampasan perang, berpuasalah kamu nescaya kamu sihat dan musafirlah kamu nescaya kamu senang.”

Puasa juga mempunyai rahsia di sudut kemasyarakatan iaitu memupuk perasaan rahmat dan kasihan belas terhadap anak yatim dan fakir miskin.

Perkara ini kerana orang yang kaya dapat merasakan lapar dan dahaga yang dihadapi fakir miskin.

Tentulah orang yang beriman dan pengasih akan tersentuh perasaan untuk berkasih sayang dan menolong orang yang tidak berkemampuan.

Oleh itu, jadikanlah Ramadan dan ibadat puasa yang kita kerjakan tahun ini sebagai madrasah yang dapat mendidik keimanan dan ketakwaan kepada Allah.

Friday, August 21, 2009

Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh. Pertamanya sekali saya ingin memohon maaf kerana lambat untuk mengupdate blog ini. Maafkan saya. Yang kedua, saya ingin megucapkan SELAMAT MENYAMBUT RAMADHAN AL MUBARAK!!! Alhamdulillah, saya masih lagi diberi keizinan oleh Allah untuk menginjak di dalam bulan Ramadhan. Semoga bulan yang penuh dengan keberkatan ini akan menjadi turning point untuk kita semua menjadi lebih baik. Insya-Allah. Baiklah, posting kali ini adalah tentang sebuah sajak yang saya karang ketika sedanag menduduki ujian subjek fizik. Haha... Masa tu tengah pressure jawab boleh pulak tercetus idea ini. Insya-Allah, hayatilah, Bidadari Duniawi....

Ya Allah, sekiranya aku jatuh cinta,
Letakkanlah hati ini dalam genggaman bidadari yang melabuhkan cintanya padaMu...
Bidadari yang rambutnya terlindung oleh jilbabnya yang rapi,
Bidadari yang dahinya merah kerana sering sujud kepadaMu,
Bidadari yang matanya tidak memandang apatah lagi dipandang,
Bidadari yang wajahnya ibarat permata maknun yang terlindung di sebalik purdahnya,
Bidadari yang bibirnya terkatup rapat menjaga patah bicaranya,
Bidadari yang lidahnya petah melantunkan nama-nama Allah Yang Maha Indah
Bidadari yang mulutnya berbicara tentang kebesaran dan keagunganMu,
Bidadari yang setiap nafas dan nadinya hanyalah semata-mata demiMu Ya Allah,
Bidadari yang telinganya sentiasa menidakkan fitnah durjana manusia,
Bidadari yang kepalanya tertunduk atas dasar rendah hati...
Bidadari yang senyumnya tidak pernah lokek untuk orang yang dikasihinya,
Bidadari yang tangannya lentik dalam meniti ilmu duniawi dan ukhrawi,
Bidadari yang kakinya melangkah yakin menuju ke arah pengabdian kepadaMu...

Bidadari yang sentiasa setia dengan orang yang dicintainya seperti Aisyah r.a,
Bidadari yang berasa kesil dengan segala kelebihannya seperti Balqis,
Bidadari yang hartanya diinfak pada jalan Allah laksana Siti Khadijah r.a,
Bidadari yang kudratnya tidak seberapa namun masih mampu untuk mengoncang dunia seperti Sumayyah...
Bidadari yang sabar menghadapi ujian Allah seperti Maryam,
Bidadari yang seluruh jiwa dan raganya hanya untukMu Ya Allah,
Bidadari yang dibasahi keringat atas dasar setia menegakkan syiarMu,
Bidadari yang hidup dan matinya hanya disandarkan kepadaMu,

Ya Allah, di suatu hari nanti,
Hari di mana aku sudah layak bergelar muslim yang soleh,
Pertemukanlah aku dan bidadari ini di dalam keredhaan dan ke rahmatanMu,
Hapuskan hijab tebal yang Kau telah bina di antara kami,
Sementara ini, Engkau jagalah dia...
Lindungilah dia dari sebarang kejahatan, keburukan dan kecelakaaan,
Semoga dia terus berada dalam naungan cintaMu...
Semoga kami berdua mampu berpimpinan tangan menuju syurga cintaMu...
Amin.

Baiklah itu sahaja. Semoga saya dapat bertemu dengan bidadari duniawi yang diidam-idamkan ini. Wassalam...

Sunday, August 9, 2009

Hadis :
Rasulullah s.a.w bersabda yang maksudnya :" Sesiapa yang menolak kata-kata buruk terhadap kehormatan diri saudaranya, nescaya Allah menolak api neraka daripada mengenainya pada hari kiamat." Hadith riwayat Ahmad dan Tirmizi

Huraian :
i) Memperli, memperolok-olok, mengejek, menghina, memperleceh, memperlekeh, memanggil dengan gelaran yang memalukan, menyatakan kekurangan orang secara terang-terangan dan sebagainya adalah perbuatan yang sangat dilarang oleh Allah.

ii) Sesiapa yang mencaci orang lain sebenarnya dia mencaci dirinya sendiri. Sebaiknya selaku umat Islam kita hendaklah hidup saling hormat-menghormati, bantu-membantu dan tolong-menolong. Justeru, apabila mendengar celaan, kita sepatutnya bertindak menyembunyikan keburukan tersebut sekalipun seseorang yang dicela itu memang telah melakukan sesuatu dosa yang mengaibkan kerana kemungkinan orang itu telah bertaubat dan taubatnya diterima oleh Allah. Sesungguhnya sesiapa yang berbuat demikian ganjarannya adalah amat besar di akhirat kelak.

"Wa Laqad Karamna Banii Adam...."
'Dan sesungguhnya telah kami muliakan keturunan Adam'

Friday, August 7, 2009

"Kamu bersolat lima kali sehari, bukan?" Gadis Cambodia itu lancar berbahasa Inggeris. "Ya, saya solat lima kali sehari" kututup buku yang menjadi agenda utama pertemuan santai pagi itu. "Apa yang kamu buat ketika bersolat? Ada colok seperti kami?" Tanyanya, cukup innocent. Aku tersenyum, lantas menyatakan dengan bangga, "kami menurut perintah Tuhan dengan solat pada tiap-tiap waktu khusus seperti yang diarahkan. Ambil wudhuk dan solat, ketika itu hanya ada saya dan Tuhan"

"Kami ada sami yang bersolat setiap waktu di ‘pagoda', kami ada hari holy yang mengumpulkan kami sembahyang di pagoda, tetapi bukan wajib untuk semua, dan tentunya itu bukan menjadi agenda pilihan bagi yang muda-muda seperti kami. Itulah hari yang disediakan untuk orang-orang tua yang perlu bersedia untuk kehidupan seterusnya" dia menjelas, mengupas satu persatu. "Bagaimana kalau yang muda mati dulu? Contohnya, accident? Bukankah dia belum bersedia dengan amalan untuk mati?" Aku bertanya, benar-benar ingin membaca fikirannya. "Apa lagi yang mampu dibuat? Itu saja amalan yang kami mampu" jawabnya dengan riak sedikit cuak. Aku sendiri terasa agak kejam bertanyakan soalan begitu.

"...Ketahuilah, Islam agama sebenar. Allah itu Satu. Tiada Tuhan melainkan Allah, dan Muhammad S.A.W itu pesuruh Allah. Akhirat itu pasti. Kau kan rasakan nikmatnya berada dalam Islam. Ketahuilah! Ini agama yang benar..."

Itu yang ingin ku katakan, tetapi hanya hati yang berbisik kencang. Terbayang ketika Saidina Abu Bakar yang baru beberapa lama memeluk Islam, bercerita terus menerangkan perkhabaran gembira pada Bilal. Perkhabaran tentang Islam. Seakan gembira mendapat ganjaran besar dan lumayan, lantas ingin dikongsikan pada semua supaya kemanisannya dapat juga dirasa.

"Ini hijab, bukan?" Jari-jarinya menyentuh hijabku. "Lembutnya" katanya, aku kemudian mengangguk dalam senyum. "Kamu ada rambut?" tanyanya. "Sudah tentu" aku tersenyum, tak tersangkakan sampai begitu sekali kepelikannya pada yang berhijab. "Kamu tahu, saya sangat teringin melihat rambut kamu. Hitam kah? Panjang kah?" "-Aku menjawab sekadar yang boleh diberitahu tentang diskripsi rambutku-". "Pasti sangat cantik, rugi orang lain yang tidak dapat melihatnya" aku kira itu sudah menjadi pendirian masyarakat umum. Malah umat islam sendiri ada yang tidak mahu bertudung, lantas menggayakan rambut dengan hebat pada khalayak ramai. Kecantikan perlu dihebahkan dan ditayangkan pada semua. Untuk apa disimpan? Itu kata mereka yang tidak berpegang pada al-Quran. "Keluarga saya, adik-adik lelaki saya, ayah saya, adik beradik lelaki kedua ibu bapa saya dan semua perempuan muslim yang lain diizinkan melihat rambut saya. Rasanya, sudah cukuplah mereka saja yang menikmati "kecantikannya", dan lelaki yang bukan dari family saya, hanya suami yang bakal melihatnya. Tiada yang lain dari itu" aku menjelas. Dia menundukkan mukanya merapati wajahku, cuba mengintai rambut melalui bukaan tudung di atas wajahku, mengharapkan dapat melihat cebisan rambutku, walau sedikit. Aku menutup mulutku dengan tangan, menahan tawa. "Apa yang kamu cuba lakukan?" aku tertawa, "saya ingin melihat rambut kamu, malah anda juga punya "itu" (menuding ke arah serkup yang kupakai, yang membantu aku menutup auratku sehabis mungkin), sedikit pun tiada yang diizinkan dilihat?" Dia turut menunjuk ‘arm-socks' yang kupakai. "Kamu sangat tertutup" dia berkata. "Cukuplah sekadar kamu melihat riak muka saya yang ceria ini" saya berkata dengan nada gurau. Dia membalas dengan ledak tawa. Lantas kami menutup mulut kami sendiri, bila menyedari ada wajah yang berpaling. Baru teringat, kami berada di dalam library, yang tinggal hanya mata kami yang mengecil dan ketawa yang berdecit. "Baiklah, riak ceria dan ramah kamu sudah cukup untuk saya" ulasnya jujur.

"Dari mana kamu tahu perihal undang-undang ini?" Tanyanya pelik melihat aku yakin dengan guideline yang aku kemukakan. Seakan ada wujud akta yang menggariskannya. "Dari ayat-ayat Tuhanku, dari Al-Quran. Panduan utama hidup kami untuk menuju ke Syurga. Kamu tidak punya guideline?"

Dia terdiam menggeleng. "Kami hanya perlu berbuat baik kepada manusia. itu yang bakal menghantar kami ke syurga". Semudah itu untuk ke Syurga. Bukankah Syurga itu sesuatu yang terlalu indah untuk dicapai dengan mudah? Aku bermonolog sendiri. "Apa maksud kamu dengan berbuat baik? Agama kamu terlalu umum. Tiada guideline tentang perbuatan baik itu?" Aku sendiri pelik, jika tiada kitab bagaimana mungkin mereka tahu apa yang mereka perlu lakukan? "Tidak melakukan kerosakan, tidak mencuri, tidak membunuh dan tidak mengganggu ketenteraman orang lain, itulah dia kebaikan. Rasanya semua sedia maklum pada terms berbuat kebaikan. Semua mesti tahu. Jadi, tidak perlukan guideline" aku tersenyum. "Kamu pasti mengagumi al-Quran kami yang penuh dengan guidelines, dan pasti kamu terkejut membacanya kerana apa yang kamu fahami tentang "kebaikan" itu hanyalah secebis dari al-Quran. Banyak lagi perkara "baik" yang tidak diketahui tanpa merujuknya" aku menjelas, tersenyum, bangga, bersyukur, dikurniakan hidayah atas agama Allah.

"Kamu ada sami yang duduk di tempat ibadah seperti kami?" Dia bertanya. "Apa yang dilakukan oleh sami kamu?" Aku meminta penjelasannya. "Menghambakan diri mereka pada Tuhan. Mereka tidak berkahwin, tidak bersuka ria" dia menjelas. "Oh, dalam Islam, semua Muslim memainkan peranan seperti sami kamu, cuma kami boleh menjalankan aktiviti seperti biasa. Kami boleh berkahwin, belajar, berhibur dalam jalan yang diizinkan Tuhan, dan membuat apa-apa aktiviti yang manusia lain buat. Tetapi dalam setiap perbuatan itu, kami tahu dan sedar bahawa kami ini hamba Tuhan. Malah dalam tiap ketika kami merasa kerendahan hati menjadi seorang hamba, tiada perbezaan dalam amalan setiap seorang Muslim itu. Al-Quran bukan hanya diturunkan untuk golongan tertentu. Semua Muslim wajib menurutinya" kadang-kadang aku sedikit terlost mencari ayat yang sepatutnya aku perkatakan. Sungguh! sangat susah, kini kurasakan betapa dhaifnya aku dalam berbahasa inggeris.

"Maknanya, dalam agama kamu hanya sami yang boleh masuk Syurga tertinggi?" Aku 'menembaknya' dengan tenang, dengan senyuman. Sungguh, dia terkedu lagi, "semua boleh masuk ke Syurga yang sama" jawabnya. Aku sekadar tersenyum, membiarkan dia berfikir. "Kami punya utusan yang membawa ajaran dari Tuhan, Muhammad S.A.W. Peranannya adalah untuk menyebarkan risalah Tuhan, al-Quran" aku sekadar membantunya berfikir. "Dan dia seperti manusia lain? Boleh berkahwin, bekerja dan sebagainya?" Dia bertanya. lantas aku mengangguk, mengiyakan."Dan kini, al-Quran dan segala ajaran Tuhan sampai kepada kami. Peranan Nabi Muhammad disambut dan diteruskan oleh semua Muslim. Menyampaikan risalah Tuhan. Jika tidak, pasti saya tidak memperoleh keyakinan dan keimanan pada agama saya seperti tika ini, dan kini, tanggungjawab itu, saya sendiri pikul. Saya juga wajib meneruskan perjuangan Nabi saya. Menyampaikan" aku menarik nafas, memikirkan perkara yang perlu dicover lagi. "Kamu tahu, misi kami semua hanyalah membawa manusia kembali kepada al-Quran. Supaya manusia ada pegangan. Bukan hanya mengikut-ikut budaya persekitaran", dia diam mendengar dan kadang-kadang tersenyum. Kurasakan pandangannya agak sinis, tapi, husnuzzon.. as long as dia masih berminat mendengar, itu sudah cukup baik. Moga Tuhan melemparkan cebisan hidayah padaNya, dan keterusan hidayah buatku.

"Bagaimana hubungan kamu dengan lelaki?" Dia bertanya, lantas bercerita bagi pihaknya. "Kamu tahu, saya juga tidak bercakap kosong dengan mana-mana lelaki, dari kecil, hinggalah ke sekolah menengah dan sekarang saya baru belajar untuk berbicara yang penting sahaja". Aku sendiri kagum dengan kata-katanya, sememangnya nampak, dia seorang yang pemalu. "Apakah itu yang digariskan dalam agama kamu?" Aku bertanya meminta penjelasan. "Tidak, itu hanyalah budaya, adab dan kesopanan. Pada zaman dulu, perempuan-perempuan kami hanya duduk di rumah, tidak terdedah pada dunia luar, tidak bercampur gaul dengan lelaki-lelaki lain yang tidak berhak. Tetapi budaya itu telah makin hilang, tiada lagi budaya sepertinya, cuma keluarga saya masih menerapkannya" dia menjelas. Aku tersenyum, menghormati pendiriannya, tetapi, sudah menjadi tanggungjawabku untuk memperkatakan yang benar.



"Sungguh, saya kagum dengan kamu, kami juga dilarang untuk bercampur gaul dengan lelaki-lelaki tanpa tujuan penting. Tetapi, ini bukanlah budaya yang boleh diubah-ubah, itu adalah arahan Tuhan. Biar kami hidup dan dicampakkan di tempat semaju mana pun, pegangan itu tidak boleh diubah. Wajib untuk kami patuhi, sampai bila-bila pun". "Kamu sangat yakin dengan Tuhan kamu, dan dengan ketegasan ayat-ayat Tuhan kamu" dia pula seakan kagum mendengar hujah-hujahku. "Sudah tentu, sudah tentu kamu juga begitu terhadap agamamu, bukan?" Dia diam dan mengangkat bahu.. "well..." Itu saja yang terpacul keluar dari mulutnya.

"Bagaimana kamu boleh sangat yakin dan tidak sedikitpun merasa terbeban dengan aturan-aturan yang banyak dari Tuhan kamu?" Dia bertanya. "Setiap perbuatan kamu ada guideline. semua yang kami buat, tidak semua anda boleh buat. Tidakkah kamu berasa marah atau terpinggir?"

"Jika kamu mengucapkan kalimah syahadah, apa yang bakal kamu rasai, hanyalah keyakinanmu pada Tuhan, dan Muhammad S.A.W sebagai utusan. Al-Quran bakal mendidik jiwa dengan keimanan. Keyakinan dan keimanan pada Tuhan itulah yang membuatkan kamu tidak pernah ragu pada kata-kata-Nya. Tidak akan pernah rasa terbeban, malah sebagai satu keindahan. Kami tidak rasa terbeban, malah kami sangat takut dan berhati-hati jika kami ada melanggar perintah Tuhan, kerana kami sangat berharap mendapat keredhaan Tuhan dan akhirnya ke SyurgaNya. Dengan keyakinan inilah segala-galanya tumbuh menjadi amalan. Mungkin kamu merasa pelik, kerana kamu tidak pernah merasai sepertimana apa yang kami yakin pada Tuhan kami. Tetapi, bagi yang baru mengenal Islam, "kepercayaan" dan "keyakinan atas kepercayaan" itulah yang dididik dari awal. Bukan setakat do's and dont's" aku menjelas panjang lebar.

"Panjangnya kita bercerita, kamu masih mahu berbincang tentang kerja kita ini?" Dia bertanya seakan mahu pulang cepat. "Saya rasa sudah cukup untuk hari ini, kita sudah tahu apa yang perlu kita lakukan" Aku meraikan keinginannya itu. "Dalam masa dua minggu... heih.. kamu rasa, mampukah kita siapkan sebelum due date?" Dia bertanya, seakan tidak yakin kami mampu menyiapkan assignment "insyaAllah, kita mampu" terkeluar perkataan insyaAllah dari mulutku. "Apa itu insyaAllah?", "Oh, maaf, itu tadi telah menjadi kebiasaan saya dalam percakapan, itu seakan janji yang menyatakan kesungguhan saya untuk menghadapi kerja yang bakal kita lalui bersama. "In Allah's will" dengan izin Allah, pasti kita akan menyiapkannya", dia terkedu lagi. "Kamu ada Islam dalam setiap perbuatan kamu, ternyata kamu sangat yakin" dia mengomel sendiri. Saya sekadar tersenyum.

Dalam perjalanan pulang aku tidak lagi menyentuh soal agama, topik perbualan aku tukar kepada perihal keluarga dan holiday, risau juga kalau-kalu dia kurang selesa dengan kata-kataku, moga hidayah Allah menaungi kami. Amin...

-Muhasabah diri kita. kadang-kadang kita tak sedar, keyakinan dan kepercayaan kita kepada Allah, tidak setinggi taraf impian menggapai Firdausi. kadang-kadang, baru tersedar, rupa-rupanya, kita sama saja dengan mereka (non-Muslim), sedangkan bibir mengucap hebat, melaungkan title diri sebagai Muslim. Na'uzubillah. Ayuh kembali pada Islam dan Al-Quran-


artikel from: http://mujahadah.wordpress.com

Hadis :
Dari Aisyah r.a katanya:Rasulullah SAW sering berpuasa sehingga kami mengira bahawa baginda akan berpuasa seterusnya. Dan baginda sering berbuka sehingga kami mengira beliau akan berbuka terus. Dan aku tidak pernah melihat baginda berpuasa terus sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan. Dan aku juga tidak pernah melihat baginda berpuasa sunat dalam sebulan yang lebih banyak daripada puasanya di bulan Syaaban. (al-Bukhari)

Huraian :
1. Syaaban ertinya berpecah atau bercerai-berai. Ia dinamakan demikian kerana orang-orang Arab pada bulan tersebut akan berhijrah ke mana-mana tempat untuk mencari air sehingga ke gua-gua dan sebagainya. Pendapat lain pula mengatakan, sebab diertikan demikian adalah sebagai tanda pemisah iaitu memisahkan di antara bulan Rejab dan Ramadhan.

2. Dari berbagai keterangan ini, yang dapat disimpulkan bagi pengertian bulan Syaaban itu ialah bulan Syaaban adalah masa untuk manusia berebut-rebut mengejar kebajikan sebanyak mungkin sebagai latihan dan persediaan untuk memasuki bulan Ramadhan

3. Sebahagian ahli hikmah menyatakan bahawa sesungguhnya bulan Rejab adalah kesempatan untuk meminta ampun dari segala dosa, bulan Syaaban adalah kesempatan untuk memperbaiki diri dari segala macam celaan dan pada bulan Ramadhan adalah masa untuk menerangkan hati dan jiwa.

4. Di antara amalan-amalan yang digalakkan pada bulan Syaaban adalah :

i. Memperbanyakkan puasa sunat. Di dalam kitab Durratun Nasihin ada menyebut sebuah hadis yang menyatakan bahawa Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya : "Sesiapa yang berpuasa tiga hari pada permulaan Syaaban dan tiga hari pada pertengahan Syaaban dan tiga hari pada akhir Syaaban, maka Allah mencatat untuknya pahala seperti pahala tujuh puluh nabi dan seperti orang-orang yang beribadat kepada Allah Taala selama tujuh puluh tahun dan apabila dia mati pada tahun itu maka dia seperti orang yang mati syahid."

ii. Memperbanyak doa, zikir dan membaca selawat kepada Rasulullah SAW. Sabda Rasulullah SAW : "Sesiapa yang mengagungkan bulan Syaaban, bertaqwa kepada Allah, taat kepada-Nya serta menahan diri dari perbuatan maksiat, maka Allah Taala mengampuni semua dosanya dan menyelamatkannya di dalam tahun itu dari segala macam bencana dan penyakit." (Dipetik dari kitab Zubdatul Wa'izhin)

iii. Bertaubat

iv. Meraikan malam 15 Syaaban atau lebih dikenali sebagai malam Nisfu Syaaban di mana sunat ia dihidupkan dengan membaca zikir dan Al Quran kerana malam tersebut adalah malam yang amat mustajab dan penuh rahmat

Thursday, August 6, 2009

Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh kepada pembaca semua. Terlebih dahulu saya ingin memohon maaf kerana keterlewatan untuk membuat posting yang baru ini. Maklumlah saya terpaksa berdepan dengan beberapa tanggungjawab yang perlu diselesaikan. Buat masa sekarang ini, saya berada di rumah kerana saya telah diarahkan untuk pulang ke rumah selepas saya ini jatuh sakit. Tapi Alhamdulillah, tidak ada apa-apa... Cuma batuk dan selesema biasa sahaja. Baiklah, berbalik semula ke cerita kita hari tu. Program pada sebelah malam pula dimulakan oleh Solat Maghrib berjemaah di dewan besar sekolah. Inilah pertama kali putera dan puteri F4 bersolat jemaah bersama-sama. Maklumlah sebelum ini, kami terpisah di musolla masing-masing. Selesai sahaja solat, Imam kami, iaitu salah seorang daripada ahli KAGAT, menyampaikan sebuah tazkirah yang pada saya begitu bermakna. Sebabnya, ialah kami ini kan dah jadi 'super senior', dah jarang-jarang dengar tazkirah kat musolla tu. Tazkirah malam tu, memang penuh dengan kenangan yang tidak mungkin dilupakan. Saya pasti tidak akan melupakan wajah rakan-rakan yang tersenyum mengembang tatkala terhibur dengan jenaka Uztaz tersebut. Di samping itu, kami juga turut didorong untuk menyanyikan beberapa buah lagu nasyid. Memang menghiburkan. Sedar tak sedar, kami sudah pun memasuki waktu fardhu Isya'. Tanpa berlengah lagi solat Isya' berjemaah terus didirikan.

Selesai solat, ada perasaan 'excited' menyusup dalam kalbu masing-masing. Kenapa ya? Sebabnya, selepas itu ialah aktiviti seram sejuk. Wah, warga 0610 terus jer berkumpul di depan bilik paging mengikut platun masing-masing. Yang menariknya, semua platun sibuk mengibarkan bendera masing-masing sebagai rasa bangga dengan platun sendiri. Benarkah? Wallahualam. Selepas semuanya siap berkumpul, Cikgu Saifudin menyampaikan sedikit pesanan ringkas dan sejurus selepas itu, saya pulak yang dipilih unruk membacakan doa. Rasa gugup dan gementar bercampur-baur. Tidak pernah saya bayangkan untuk membacakan doa bagi seluruh warga 0610. Ya Allah, moga-moga kau kabulkan doaku. Program diteruskan dengan perjalanan kami menuju ke Kem Rejimen AW514. Perjalanan di dalam kegelapan malam memang sesuatu yang menyenangkan. Udara yang segar dan nyaman terus memainkan zikir memuji kebesaran Illahi. Dalam perjalanan kami, kala tidak silap ketika melintasi jalan masuk ke kediaman TYT Melaka, rombongan kami telah dengan cikgu praktikal kami, Cik Syakirah, di mana pada malam itu, beliau akan berpindah pulang semula ke pangkuan keluarganya. Ku doakan Cikgu terus dilimpahi rahmat dan keredhaan Allah. Perjalanan diteruskan hingga kami selamat sampai di kem tersebut. Gerbang 'Marksman Sasaranku' mentambut kami dengan ramah. Kami terus di bawa ke sebuah perkarangan yang luas dan diberi sedikit taklimat. Saya agak tersentak apabila mengetahui yang aktiviti hanya akan dijalankan pada jam 12 tengah malam. Sedangkan jam baru pukul 10. Apa nak buat? Kemudian Pegawai Waran Amran memperkenalkan sebuah permainan rakyat yang digelarnya sebagai 'Jangan Pandang Belakang'. Mula-mula kami dikehendaki membuat satu bulatan yang besar. Saya sendiri pun tidak pernah bermain permainan ini. Caranya mudah sahaja. Seorang akan belari dan melepaskan jaket di belakang orang yang diinginkannya. Orang tu pulak lepas tu, akan ambil jaket tersebut dan mengejar orang di sebelah kanannya sambil cuba untuk memukulnya sampailah orang tu sampai balik ke tempat asalnya. Lepas tu, proses tersebut akan berulang semula. Memang tidak kering gusi melihat rakan-rakan berkejaran antara satu sama lain. Yang paling menarik ialah apabila lelaki yang kena kejar perempuan ataupun sebaliknya. Tiba-tiba jaket itu dilepaskan di belakang saudara Nashrul di mana saya duduk di sebelah kanannya. Tanpa apa-apa lagi, saya terus buka langkah seribu. Barulah saya faham perasaan orang yang kena kejar. Haha... Selepas beberapa tempoh, aktiviti itupun tamat dan disambung pulak dengan permainan rakyat yang lain, 'Musang dan Anak Ayam'. Permainan ini ada satu round jer dan menyaksikan pertembungan antara playun saya, Decepticon dan Tak-Tak. Alhamdulillah, dengan izinNya, kami menang dengan sedikit kepayahan. Selepas itu, kami diberi masa untuk berehat untuk mengumpul tenaga bagi aktiviti seterusnnya. Namun kami dilarang sama sekali untuk tidur. Haih... Tapi ada jugak yang tidur.

Tepat jam 12 tengah malam, kami diarahkan untuk beratur bertiga-tiga mengikut platun. Iya, kami akan berjalan menuju ke puncak Bukit Beruang yang selam ini hanya dapat kami tatap daripada asrama. Kami berjalan bersama-sama ditemani kegelapan malam hingaa ke satu checkpoint. Di sini, kami menerima arahan yang seterusnya, kami perlu berjalan secara individu menuju ke puncak bukit tersebut. Kelihatan para pelajar mula panik khasnya pelajar puteri. Putera pulak, tak tahulah macam mana rasanya, mungkin memendamkan perasaan takut di dalam hati. Saya pulak entahlah, tak tahu nak kata macam mana. Tetapi kalu diingatkan Allah, pasti perkara lain menjadi kecil sahaja. Para pelajar mula dilepaskan satu persatu. Namun saya terpaksa menunggu giliran dengan lama. Iyalah, ramai pelajar puteri yang lemah semgat apatah lagi tatkala dipyscho oleh Sir Amran. Akhirnya tibalah giliran saya. Perjalanan ditempuhi tanpa sebarang gangguan. Tiba sahaja di puncak, saya terus mencari tempat untuk melepaskan lelah. Akhirnya saya merebahkan diri di sebelah Saudara Faris. Bila sedar sahaja, semua dah berada di puncak dan kami sekali lagi diarahkan untuk beratur mengikut platun kerana kami bakal menempuh hutan tebal untuk pulang semula ke MOZAC. Perjalan memang cukup mencabar. Onak dan duri menghiasi perjalanan kami. Memang sangat berbahaya. Tanpa bimbingan tentera, tak tahulah ki dapat ke tak balik ke MOZAC. Namun segalanya terbayar apabila kelihatan cahaya samar-samar asrama MOZAC. Kami tiba semula di sekolah tepat jam 4 pagi dengan keletihan yang tidak terhingga. Selepas itu kami pun diberi sedikit taklimat ringkas untuk aktiviti esok sebelum dibenarkan pulan ke dorm untuk tidur. Begitulah tamatnya hari pertama kami. Baiklah. sampai di sini sahaja dahulu. Kisah ini akan disambung lagi nanti, Insya-Allah. Wassalam.

Total Pageviews

Followers

Twitter

Be Likeable!

Fami-Liar's Posts

get this widget here

Writers of Life

Pages

Solat Time

Powered by Blogger.

Petikan Al-Quran

Blog Archive

Popular Posts